Rabu, 12 Oktober 2011

shalat dzuhur berjamaah

SHALAT DZUHUR BERJAMAAH DI SMAN 3 KARAWANG

Shalat? Apakah arti shalat itu? Shalat secara bahasa berarti berdo’a. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Lalu, apakah yang dimaksud dengan shalat berjamaah? Berjamaah bisa diartikan melaksanakan sesuatu secara bersama. jika digabungkan, Shalat berjamaah adalah melaksanakan ibadah shalat secara bersama, yang terdiri dari imam dan makmum.
          Menurut pendapat yang shahih dari perkataan para ulama, shalat berjamaah hukumnya wajib, khususnya bagi kaum Laki-Laki, Di dalam Shahihan (Shahih Al-Bukhari dan Muslim) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW berkeinginan untuk membakar rumah orang-orang yang tidak mengikuti shalat berjama’ah.
          Dari ucapan Rasullullah tersebut, hendaklah tersentuh hati kita untuk mengikuti ajarannya!!.
          Saya bangga terhadap SMAN 3 KARAWANG yang telah membuat program shalat Dzuhur berjamaah, walaupun hanya diadakan 1 waktu (Dzuhur). Setidaknya kegiatan tersebut telah memotivasi kita semua, khususnya warga SMAN 3 KARAWANG untuk melaksanakan shalat berjamaah selama 5 waktu.
          Perlu diingat, keikhlasan berawal dari rasa keterpaksaan!! Walaupun merasa terpaksa dalam mengikuti shalat berjamaah, insya Allah kita akan terbiasa dan ikhlas melaksanakan shalat berjamaah di 5 waktu yang di wajibkan.
          Dan hidup merupakan pilihan!! Ada jalan lurus dan ada jalan yang sesat, ikuti apa kata hati nurani positif kita.
          Tingkatkan kembali ibadah shalat berjamaah di SMAN 3 KARAWANG selama kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kita semua !!

By: Lukman Nurhakim (XII IPA 5)
         


Senin, 08 November 2010

ikhlas

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.
Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dai yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan ‘Allahu Ghayaatunaa‘, Allah tujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.